Kamis, 26 April 2012

PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA


Manusia sebagai HOMO SAPIENS :
 Homo SAPIENS adalah mahluk yang berpikir sehingga merupakan mahluk yang cerdas dan bijaksana. Dengan daya pikirnya manusia dapat berpikir apakah yang sebaiknya dilakukan pada masa sekarang atau masa yang akan datang berdasar kan pertimbangan masa lalu yang merupakan pengalaman. Pemikiran yang sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud budaya manusia yang kemudian diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau perilaku, ataupun kemampuan mengerjakan suatu tindakan.

Manusia sebagai HOMO FABER:
Homo Faber : artinya manusia dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya atau disebut sebagai manusia kerja dengan salah satu tindakan atau wujud budayanya berupa barang buatan manusia (artifact). Manusia menciptakan alat-alat karena menyadari kemampuan inderanya terbatas, sehingga diupayakan membuat peralatan sebagai sarana pembantu untuk mencapai tujuan. Misalnya, karena indera matanya tidak mampu melihat angkasa luar atau mahluk kecil-kecil maka diciptakan teropong bintang dan mikroskop, karena terbatasnya kekuatan fisik maka diciptakannya roda sebagai sarana utama keretauntuk mengangkut barang-barang berat.

Manusia sebagai HOMO LANGUENS:
Homo Languens: adalah manusia dapat berbicara sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain. Bahasa sebagai ekspresi dalam tingkat biasa adalah bahasa lisan. Antara suku bangsa dengan suku bangsa lain terdapat perbedaan bahasa. Di tingkat bangsa, perbedaan bahasa tersebut akan semakin jauh. Perbedaan lebih tinggi diwujudkan dalam tulisan sehingga sebuah pemikiran dapat diterima oleh bangsa atau generasi bangsa lain (bila tahu mengartikannya).

Manusia sebagiai HOMO SOCIUS:
Manusia sebagai HOMO SOCIUS artinya manusia dapat hidup bermasyarakat, bukan bergerombol seperti binatang yang hanya mengenal hukum rimba, yaitu yang kuat yang berkuasa. Manusia bermasyarakat diatur dengan tata tertib demi kepentingan bersama. Dalam masyarakat manusia terjadi tindakan tolong-menolong. Dengan tindakan itu, walaupun fisiknya relatif lemah, tetapi dengan kemampuan nalar yang panjang tujuan-tujuan bermasyarakat dapat dicapai.

Manusia sebahai HOMO ECCONOMICUS
Artinya manusia dapat mangadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi (homo economicus). Salah satu prinsip dalam hukum ekonomi adalah, bahwa semua kegiatan harus atas dasar untung-rugi, untung apabila input lebih besar daripada output, rugi sebaliknya. Dalam tingkat sederhana manusia mencukupi kebutuhannya sendiri, kemudian atas dasar jasa maka dikembangkan sistem pasar sehingga hasil produksinya dijual di pasaran. Makin luas pemasaran barang makin banyak diperoleh keuntungan. Salah satu usaha meningkatkan produktivitas kerja dapat dijalankan dengan mempergunakan teknologi modern sehingga dapat ditingkatkan produktivitas kerja manusia.

Manusia sebagai HOMO RELIGIUS
Artinya manusia menyadari adanya kekauatan ghaib yang memiliki kemampuan lebih hebat daripada kemampuan manusia, sehingga menjadikan manusia berkepercayaan atau beragama. Dalam tahap awal lahir animisme, dinamisme, dan totenisme yang sekarang dikategorikan sebagai kepercayaan, kadang-kadang dikatakan sebagai agama alami. Kemusian lahirlah kepercayaan yang disebut sebagai agama samawi yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya kepada nabiNya, dan kitab suciNya yang dipergunakan sebagai pedoman.

Manusia sebagai HOMO HUMANUS dan HOMO AESTETICUS:
Artinya manusia berbudaya, sedangkan homo aesteticus artinya manusia yang tahu akan keindahan. Dari perbedaan-perbedaan yang sedemikian banyak makin nyata bahwa manusia memang memilki sifat-sifat yang unik yang jauh berbeda dari pada hewan apalagi tumbuhan. Sehingga manusia tidak dapat disamakan dengan binatang atau tumbuhan

Dalam manusia curiosity (rasa ingin tahu) tidak idle, karena pikiran manusia berkembang dari waktu kewaktu rasa ingin tahunya atau pengetahuannya selalu bertambah sehingga terjadi timbunan pengetahuan . Jadi pengetahuannya tidak idle, sedemikian rupa terjadilah perkembangan akal manusia sehingga justru daya pikirnya lebih berperan dari pada fisiknya. Dengan akal tersebut manusia memenuhi tujuan hidupnya disamping untuk melestarikan hidup untuk memenuhi kepuasan hidup serta juga untuk mencapai cita-cita.

Manusia selalu ingin tahu dalam hal apa sesungguhnya yang ada (know what), bagaimana sesuatu terjadi (know how), dan mengapa demikian (know why) terhadap segala hal. Orang tidak puas apabila yang ingin diketahui tidak terjawab. Keingintahuan manusia tidak terbatas pada keadaan diri manusia sendiri atau keadaan sekelilingnya, tetapi terhadap semua hal yang ada di alam fana ini bahkan terhadap hal-hal yang ghaib.

Tingkat hubungan manusia dengan alam:
Pertama adalahmanusia yang masih sangat tergantung dengan alam, sehingga ada kesan bahwa ia adalah bagian dari alam. Manusia dalam tingkat demikian disebut sebagai manusia alam (natural man). Yang hidupnya bergantung pada pemberian alam (food gathering). Segala keperluan hidupnya dipenuhi dengan jalan meramu untuk memenuhi kebutuhan primernya, berupa sandang, papan, dan pangan. Manusia alam masih menganut apa yang disebut sebagai agama alam animisme, dinamisme, aau totenisme.

KeDua, adalah manusia yang sudah menguasai alam, sehingga ada kesan manusia sebagai raja dunia. Manusia pada tingkat demikian disebut sebagai manusia budaya (cultural man) yang hidupnya dilakukan dengan cara menghasilkan apa yang dibutuhkan (food producing). Pada awalnya food producing masih berkaitan dengan alam, seperti bercocok tanam, memelihara ternak, yang merupakan tingkat primer. Kemudian diusahakan jasa sebagai sumber kehidupan yang lebih banyak hasilnya dan merupakan tingkat sekunder dalam food producing. Manusia juga dikenal sebagai pencipta kedua (second creator). Banyak hal yang ada dalam alam berubah karena kemampuan manusia mencipta.

Rasa ingin tahu manusia berasala dari ingin mengenal dirinya sendiri, yang akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri atas dua unsur yaitu rohani dan jasmani. Roh diketahui ada dalam tubuh manusia berdasarkan pengalaman dan pengertian tentang mimpi serta kenyataan bahwa orang akan meninggal dan tubuh akan membusuk. Manusia percaya bahwa Roh akan abadi.

Perkembangan selanjutnya adalah keingintahuan manusia pada alam sekitarnya. Dengan kemampuan bahasa manusia berkomunikasi dan bertukar pengalaman tentang segala hal yang ada di alam serta kegunaannya bagi manusia. Meskipun demikian manusia masih mempunyai keterbatasan misalnya keterbatasan manusia dalam melihat, mendengar, berpikir dan merasakan. Untuk itulah manusia berusaha menciptakan alat yang dapat membantu mengatsi keterbatasan tersebut. Dengan peralatan tersebut, memang dapat mengetahui apa yang terkandung di dalam alam, tetapi sebagian besar masih merupakan teka-teki.

Mitos dan mitologi, mitos adalah cerita rakyat yang dibuat-buat atau dongeng yang ada kaitanya dengan kejadian, gejala yang terdapat di alam, seperti tokoh, pelangiaaaaaaaaaaaaaa, petir, gempa bumi, dan manusia perkasa. Cerita tersebut dimaksudkan untuk menjawab keterbatasan pengetahuan manusia tentang alam. Mitologi berarti pengetahuan tentang mitos. Mitologi merupakan kumpulan cerita-cerita mitos, banyak muncul pada zaman prasejarah, yang disampaikan dari mulut kemulut atau secra lisan. Secara garis besar mitologi dapat dibedakan menjadi tiga macam, mitos sebenarnya, cerita rakyat dan legenda.

Mitos sebenarnya adalah manusia dengan imajinasinya berusaha secara sungguh-sungguh menrangkan gejala alam yang ada, namun usahanya belum dapat tepat karena kurang memiliki pengetahuan sehingga untuk bagian tersebut orang mengaitkannya dengan seorang tokoh, dewa, atau dewi.

Tujuan manusia menciptakan MITOS,
karena pada saat itu penduduk masih dalam tingkat mistis peradabannya. Mereka percaya akan adanya kekuatan-kekuatan gaib yang melebihi kekuatan manusia biasa. Dalam zaman demikianlah, mitos dipercayai kebenarannya karena beberapa faktor.
PERTAMA, karena keterbatsan pengetahuan manusia
KEDUA, karena keterbatsan penalaran manusia
KETIGA, karena keingintahuan manusia untuk sementara telah terpenuhi. Telah dikemukakan bahwa kebenaran memang harus dapat diterima oleh akal, tetapi sebagian lagi dapat diterima secara intuisi, yaitu penerimaan atas dasar kata hati tentang sesuatu itu benar. Kata hati yang irasional dalam kehidupan masyarakat awam sudah dapat diterima sebagai suatu kebenaran (pseudo science), kebenaran dan hasaratnya ingin tahu sudah terpenuhi,paling tidak untuk sementara waktu.
Manusia berpikir rasional:
Rasional adalah menerima sesuatu atas dasar kebenaran pikiran atau rasio. Pham tersebut bersumber pada akal manusia yang diolah dalam otak. Dengan berpikir rasional, manusia dapat meletakkan hubungan dari apa yang telah diketahui dan yang sedang dihadapi. Kemampuan manusia mempergunakan daya akalnya disebut inteligensi, sehingga dapat disebutkan adanya manusia yang mempunyai intelegensinya rendah,, normal dan tinggi. Dalam perkembangan sejarah manusia, terdapat kesan bahwa pada mulanya perasaan manusialah yang lebih berperan dalam kehidupannya, sehingga timbul kepercaayaan atau agama dan rasa sosial. Dengan makin banyaknya persoalan yang harus dihadapi, manusia makin banyak mempergunakan akalnya dan kurang mementingkan perasaan.

Cara manusia memperolah pengetahuan pada zaman dulu,
Yaitu dengan mengandalkan perasaan daripada kebenaran pikiran antara lain dengan prasangka, intuisi, dan main coba-coba.

Memperoleh pengetahuan dengan prasangka berrati sebelum menyangka, dengan belum terjadinya sesuatu secara pasti orang dapat menyangka bahwa sesuatu hal ada kemungkinan benar. Sangkaan masih banyak mempergunakan perasaan daripada pikiran dan belum ada bukti-bukti kebenarannya. Sebagai contoh, dugaan orang Babilonia tenatang terjadinya hujan yang menyangka bahwa hujan turun dari langit karena atap dunia (langit) yang bocor.

Memperoleh pengetahuan dengan intuisi,
Intuisi adalah pandangan bathiniah tnapa urutan pikiran, dengan serta merta pandangan tersebut tembus mengenai suatu peristiwaatau atau kebenaran atau dapat disebut ilham. Intuisi tanpa diiringi proses berpikir sebelumnya, sering dalam keadaan setengah sadar, samar-samar, namun tiba-tiba dan pasti memunculkan suatu keyakinan yang tepat. Unsur kepastian intuiosi mirip insting dan pengertian terhadap kebenaran perlu prasangka sendiri. Biasanya wanita mempunyai logika berpikir intuitif yang dadapt diterima oleh akal namun belum tentu benar.

Memperoleh pengetahuan dengan trial dan error
Trial dan error adalah cara memperoleh pengetahuan dengan coba-coba dan berharap-harap, mudah-mudahan dapat memperoleh hasil yang mendatangkan keuntungan. Cara ini jauh lebih maju dibandingkan kedua cara diatas walaupun sering salah, namun orang sudah melakukan percobaan seperti dalam metode ilmiah. Hanya karena kurang penegertian dan pengalaman, orang melaukan coba-coba, biasanya diawali dengan penemuan-penemuan yang diperoleh secara kebetulan.

Logika dan pengetahuan
Logika dalah pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir dengan lurus, tepat dan sehat. Dalam mempergunakan logika manusia mengenal logika kodratih dan logka ilmiah. Logika kodratiah merupakan cara berpikir secara spontan dalam menanggapi atau memecahkan suatu persoalan. Logika ilmiah dapat memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi, sehingga hasil pemikirannya dapat benar-benar lurus, tepat, dan sehat sehingga terhindar dari kesesatan.
ALAM, LOGIKA DAN MANUSIA

Car a yang umum dipergunakan dalam logika adalah silogisme
Silogisme adalah pengambilan keputusan atau kebenaran yang disimpulkan dari dua premis. Dikenal dua premis, yaitu mayor dan minor. Dari premis mayor orang memperoleh kebenaran yang sifatnya khusus, sedangkan dari premis minor seseorang memperoleh kebenaran yang sidatnya umum. Dari kedua kebenaran tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan kebenaran. Contohnya :
Pemis mayor: semua orang pasti akan mati;
Premis minor: Ahmada dari orang;
Kesimpulan: Ahmad pasti akan mati.

PANDANGAN MANUSIA TERHADAP ALAM

Pandanagan Antroposentris;
Antroposnetris (antropo= manusia, sentris = pusat) adalah anggapan bahwa manusia menjadi pusat segala-galanya.

Pandangan Geosentris;
Geosentris (geos=bumi) adalah pandangan bahwa bumi menjadi pusat alam semesta dan semua benda langit mengelilingi bumi, dikemukakan oleh Ptolomues (abad 6 SM), yang didukung oleh Thales (624-548 SM)’ dia yang mengemukakan pedoman pelayaran bagi pelaut Yunani dengan menentukan bintang kutub. Menemukan ada 4 musin dalam 1 tahun. Anaximander (610-546 SM), mengemukakn bahwa langit berputar dengan poros bintang kutub. Ilmuwan yang mendukung:
Phythagoras (580-500 SM), terkenal dengan dalilnya segitiga siku-siku (Dalil Phytagoras, a2=b2+c2) dan jumlah sudut segitiga adalah 180 drjt.
Erasthothenes (276-195 SM), orang pertama yang menghitung ukuran bumi adalah bulat, dengan mengukur peredaran matahari dari Seyne (Mesir) ke Iskandariah, dan ditekukan bahawa ukuran keliling bumi adalah 36.000 km, sedikit meleset karena ukuran bumi sebenarnya adalah 40.000 km.

Pandangan Heliosentris:
Helios=matahari, jadi pandangan heliosentris adalah anggapan bahwa alam smesta adalah matahari. Pendapat ini merupakan perubahan drastis dari pendapat geosentris sepeti yang dikemukakan Ptolomeus. Sampai sekarang paham ini masih bertahan sebagai salah satu kebenaran.
Ilmuwan yang terlibat:
Nicholaus Copernicus, (1473-1543) seorang Polandia dalam bukunya ”De Revolutionibus Orbium Caelestium” artinya Revolusi peredaran Benda-benda langit, diletakkan dasar pengertian Heliosentris. Bulan mengelilingi bumi dabsecar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar