PENDAHULUAN
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat
penting kontribusinya dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan harga konstan
1993, kontribusi sektor pertanian terhadap
PDB tahun 1998 mencapai 17,20 persen (Anwar, 1999). Terjadinya krisis ekonomi,
hanya sektor pertanian dan industri pengolahan migas yang menunjukkan tingkat
pertumbuhan yang positif yaitu masing-masing sebesar 0,22 persen dan 1,84
persen. Dilain pihak sektor lainnya seperti industri pertambangan dan
penggalian, pengolahan non migas, pembangunan, jasa (perdagangan – restoran –
hotel, transportasi – komunikasi), pembangunan, keuangan – kepemilikan – bisnis
jasa menunjukkan pertumbuhan yang negatif.
Sektor
pertanian memiliki peranan penting di Indonesia. Salah satu bidang di sektor
pertanian yang berperan penting dalam perkembangan perekonomian adalah bidang
agribisnis Peranan agribisnis di masa akan datang tetap penting sebagai penyedia
pendapatan nasional dan lapangan kerja, maka peranan profesi ekonomi pertanian
spesialisasi agribisnis sangat diperlukan Peran Profesi Ekonomi Pertanian
Spesialisasi Agribisnis dalam Pembangunan Pertanian di Indonesia. Sektor
pertanian mempunyai peranan penting di Indonesia, khususnya agribisnis.
Pengembangan sistem agribisnis menjadi tuntutan logis dalam perkembangan
keadaan perekonomian. Sistem agribisnis memberikan sumbangan nyata bagi
perekonomian Indonesia
dalam bentuk hasil produksi pertanian, pasar, faktor produksi, dan kesempatan
kerja. Agribisnis mampu mendukung sektor industri, baik industri hulu maupun
industri hilir.
PEMBAHASAN
Sektor
pertanian memiliki peranan penting di Indonesia karena sektor pertanian mampu
menyediakan lapangan kerja, mampu mendukung sektor industri baik industri hulu
maupun industri hilir, mampu menyediakan keragaman menu pangan dan karenanya
sektor pertanian sangat mempengaruhi konsumsi dan gizi masyarakat. GBHN-pun
telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan diletakkan pada pembangunan
bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Dengan kemajuan di
sektor pertanian, maka pembangunan di sektor industri yang didukung oleh sektor
pertanian juga akan semakin maju. Keterkaitan (linkage) baik ke
belakang (backward) maupun ke depan (forward) perlu diarahkan
untuk mengembangkan industri hilir dan memperkuat industri hulu.
Salah satu
bidang di sektor pertanian yang berperan penting dalam perkembangan
perekonomian adalah bidang agribisnis. Semakin bergemanya kata agribisnis
ternyata belum diikuti dengan pemahaman yang benar tentang konsep agribisnis
itu sendiri. Sering agribisnis diartikan sempit, yaitu perdagangan atau
pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh
dari konsep semula yang dimaksud. Konsep agribisnis secara sederhana adalah
suatu konsep yang utuh, mulai dari proses produksi, mengolah hasil, pemasaran
dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian. Pengertian
fungsional agribisnis adalah rangkaian fungsi – fungsi kegiatan untuk memenuhi
kegiatan manusia. Sedangkan pengertian struktural agribisnis adalah kumpulan
unit usaha atau basis yang melaksanakan fungsi – fungsi dari masing – masing
sub-sistem, tidak hanya mencakup bisnis pertanian yang besar, tetapi skala
kecil dan lemah juga (pertanian rakyat). Bentuk usaha dalam agribisnis dapat
berupa PT, CV, Perum, Koperasi, dan lain – lain. Sifat usahanya adalah
homogen/heterogen, berteknologi tinggi atau tradisional, komersial atau
subsisten, padat modal atau padat tenaga kerja.
Untuk sistem agribisnis adalah rangkaian kegiatan
dari beberapa subsistem yg saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.
Sub-sistem agribisnis meliputi :
a. Sub-sistem faktor input pertanian (input factor sub-system) : pengadaan sarana produksi tani.
b. Sub-sistem produksi pertanian (production sub-system) : budidaya pertanian/usahatani.
c. Sub-sistem pengolahan hasil pertanian (processing sub-system) : agroindustri hasil pertanian.
d. Sub-sistem pemasaran (marketing sub-system) : faktor produksi, hasil produksi dan hasil olahan.
e. Sub-sistem kelembagaan penunjang (supporting institution sub-system) : sub-sistem jasa (service sub-system).
a. Sub-sistem faktor input pertanian (input factor sub-system) : pengadaan sarana produksi tani.
b. Sub-sistem produksi pertanian (production sub-system) : budidaya pertanian/usahatani.
c. Sub-sistem pengolahan hasil pertanian (processing sub-system) : agroindustri hasil pertanian.
d. Sub-sistem pemasaran (marketing sub-system) : faktor produksi, hasil produksi dan hasil olahan.
e. Sub-sistem kelembagaan penunjang (supporting institution sub-system) : sub-sistem jasa (service sub-system).
Sistem agribisnis mencakup 3 aspek utama, yaitu :
a. Aspek pengolahan usaha (produksi) pertanian : pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan.
b. Aspek produk penunjang kegiatan pra-pasca panen : industri penghasil pupuk, bibit unggul, dan lain – lain.
c. Aspek sarana penunjang : perbankan, pemasaran, penyuluhan, penelitian.
a. Aspek pengolahan usaha (produksi) pertanian : pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan.
b. Aspek produk penunjang kegiatan pra-pasca panen : industri penghasil pupuk, bibit unggul, dan lain – lain.
c. Aspek sarana penunjang : perbankan, pemasaran, penyuluhan, penelitian.
Bagi Indonesia , agribisnis berkembang
dan berprospek cerah karena kondisi daerah yang menguntungkan, antara lain :
a. Lokasinya di garis khatulistiwa yang menyebabkan adanya sinar matahari yang cukup bagi perkembangan sektor pertanian. Suhu tidak terlalu panas dan karena agroklimat yang relatif baik, maka kondisi lahan juga relatif subur.
b. Lokasi Indonesia berada di luar zona angin taifun seperti yang banyak menimpaFilipina , Taiwan , dan Jepang.
c. Keadaan sarana dan prasarana seperti daerah aliran sungai tersedianya bendungan irigasi, jalan di pedesaan yang relatif baik, mendukung berkembangnya agribisnis.
a. Lokasinya di garis khatulistiwa yang menyebabkan adanya sinar matahari yang cukup bagi perkembangan sektor pertanian. Suhu tidak terlalu panas dan karena agroklimat yang relatif baik, maka kondisi lahan juga relatif subur.
b. Lokasi Indonesia berada di luar zona angin taifun seperti yang banyak menimpa
c. Keadaan sarana dan prasarana seperti daerah aliran sungai tersedianya bendungan irigasi, jalan di pedesaan yang relatif baik, mendukung berkembangnya agribisnis.
Pengajaran ekonomi
pertanian dan agribisnis di Indonesia sekarang ini diberikan pada mahasiswa
yang masuk di Fakultas Pertanian yang mengambil jurusan Sosial Ekonomi ,pengajaran
ekonomi pertanian juga diberikan di Fakultas Ekonomi di jurusan ekonomi
pertanian. Namun sistem pengajaran ekonomi pertanian di Fakultas Ekonomi ini
dihentikan oleh Pemerintah. maka sejak itu pengajaran ekonomi pertanian hanya
diberikan pada mahasiswa di jurusan Sosial Ekonomi atau Agribisnis di Fakultas
Pertanian.
Terlepas dari siapa yang
menyelenggarakan pengajaran ekonomi pertanian dan agribisnis di Indonesia, yang
penting diberikan kepada mahasiswa yang mengambil spesialisasi ini adalah
betapa masih pentingnya peranan sektor pertanian dalam proses pembangunan
sekarang ini. Pengajaran ekonomi pertanian dan spesialisasi agribisnis menjadi
penting karena alasan sebagai berikut:
a. Pembangunan yang ada di
b. Karena era pembangunan yang seperti itu, maka proses second generation problem (masalah setelah proses produksi) akan menjadi penting dan karena itu penguasaan ilmu pasca panen (termasuk agribisnis) akan menjadi sangat penting.
Peranan agribisnis di era pembangunan adalah
memberikan sumbangan nyata bagi perekonomian Indonesia dalam bentuk :
1. Hasil produksi pertanian : swasembada beras sejak tahun 1984.
2. Pasar : besarnya pangsa pasar domestik yang mendukung daya beli masyarakat pedesaan.
3. Faktor produksi : penyediaan tenaga kerja, modal, bahanbaku industri.
4. Kesempatan kerja : tingginya daya serap tenaga kerja.
1. Hasil produksi pertanian : swasembada beras sejak tahun 1984.
2. Pasar : besarnya pangsa pasar domestik yang mendukung daya beli masyarakat pedesaan.
3. Faktor produksi : penyediaan tenaga kerja, modal, bahan
4. Kesempatan kerja : tingginya daya serap tenaga kerja.
Pada akhir
Pembangunan Jangka Panjang II, diharapkan transformasi struktur agribisnis,
dari on-farm activities (usahatani : budidaya pertanian) menjadi off-farm
activities (luar usahatani : pengadaan sarana produksi, agroindustri
pengolahan, pemasaran dan jasa – jasa penunjang). Transformasi ekonomi dari
basis pertanian ke ekonomi basis industri dengan ciri – ciri berkembangnya
industri – industri pengolahan pertanian menempatkan Indonesia menjadi negara bercorak
agribisnis (agro-base Industry: industri minyak sawit, industri kayul
apis, crumb rubber dan sejenisnya).
Peranan
agribisnis di masa akan datang tetap penting sebagai penyedia pendapatan
nasional dan lapangan kerja, maka peranan profesi ekonomi pertanian spesialisasi
agribisnis sangat diperlukan. Para intelektual
dalam profesi ekonomi pertanian spesialisasi agribisnis tidak saja dituntut
untuk menguasai ilmunya dengan baik, tetapi juga dituntut untuk menguasai ilmu
yang berkaitan dengan masalah – masalah makro ekonomi dalam kerangka
pembangunan nasional.
KESIMPULAN
Sektor
pertanian memiliki peranan penting di Indonesia. Salah satu bidang di sektor
pertanian yang berperan penting dalam perkembangan perekonomian adalah bidang
agribisnis Peranan agribisnis di masa akan datang tetap penting sebagai
penyedia pendapatan nasional dan lapangan kerja, maka peranan profesi ekonomi
pertanian spesialisasi agribisnis sangat diperlukan Peran Profesi Ekonomi
Pertanian Spesialisasi Agribisnis dalam Pembangunan Pertanian di Indonesia. Sering
agribisnis diartikan sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.
Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari konsep semula yang
dimaksud. Konsep agribisnis secara sederhana adalah suatu konsep yang utuh,
mulai dari proses produksi, mengolah hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang
berkaitan dengan kegiatan pertanian.
DAFTAR
FUSTAKA
DR. Soekartawi. 1997. Agribisnis Teori dan
Aplikasinya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian. 1993. Agribisnis Seri V. Jakarta : Departemen Pertanian
Mosher, Arthur T. 1966. Getting Agriculture Moving.New York : Frederick A. Praeger, Inc.
Publisher
Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian. 1993. Agribisnis Seri V. Jakarta : Departemen Pertanian
Mosher, Arthur T. 1966. Getting Agriculture Moving.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar